Apoteker mempunyai banyak kesempatan berperan dalam pemberantasan TB.
Peran tersebut adalah mengedukasi penderita tentang :
- Pentingnya adherence, motivasi agar penderita patuh, efek samping, perilaku hidup sehat dll
- Peran dalam mendeteksi penderita TB
- Peran dalam memantau adherence penderita, adanya efek samping, adanya interaksi dengan obat lain.
- Peran secara keseluruhan, apoteker harus berperan secara aktif mencegah terjadinya resistensi, kekambuhan, kematian
Peran Apoteker dalam meningkatkan adherence akan obat terdiri dari berbagai kegiatan: menilai masalah adherence, mengidentifikasi faktor penyebab non adherence, memberikan konseling, dan merekomendasikan strategi adherence, sesuai kebutuhan penderita. Dengan meningkatnya adherence penderita, diharapkan tidak timbul resistensi obat yang dapat merugikan penderita itu sendiri maupun lingkungan, kambuh maupun kematian.
Bentuk-bentuk non adherence terhadap farmakoterapi bagi penderita TB diantaranya
1. Tidak mengambil obatnya
2. Minum obat dengan dosis yang salah
3. Minum obat pada waktu yang salah
4. Lupa minum obat
5. Berhenti minum obat sebelum waktunya dll
Bentuk intervensi untuk meningkatkan adherence
Pemberian informasi sesuai kebutuhan penderita sehingga penderita
1. Memahami kondisi dan risiko kesehatannya
2. Memahami risiko kalau tidak adherence : resistensi dsb
3. Memahami efektifitas pengobatan
4. Yakin bahwa dia (penderita) dapat melibatkan diri dalam penyembuhan
APOTEKER SEBAGAI PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO)
Salah satu dari komponen DOTS adalah pengobatan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung. Untuk menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang PMO.
Tugas seorang PMO
- Mengawasi penderita TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan.
- Memberi dorongan kepada penderita agar mau berobat teratur.
- Mengingatkan penderita untuk segera menemui petugas kesehatan (dokter atau peugas kesehatan lain) yang memberikan obat, jika terjadi gejala efek samping, atau kondisi penyakit yang bertambah parah atau ada kelainan lain.
- Mengingatkan penderita, tindakan untuk segera meneruskan meminum obat, jika lupa meminum obat.
- Mengingatkan penderita untuk menyimpan obat pada tempat yang kering, tidak terkena cahaya matahari, jauh dari jangkauan anak anak.
- Mengingatkan penderita untuk periksa ulang dahak pada waktu-waktu yang telah ditentukan.
- Memberi penyuluhan pada anggota keluarga penderita TB yang mempunyai gejala-gejala seperti TB untuk segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.
Informasi penting yang perlu difahami PMO untuk disampaikan.
- TB bukan penyakit keturunan atau kutukan,
- TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur,
- Tata laksana pengobatan penderita pada tahap intensif dan lanjutan,
- Pentingnya berobat secara teratur, karena itu pengobatan perlu diawasi,
- Efek samping obat dan tindakan yang harus dilakukan bila terjadi efek samping tersebut.
- Cara penularan dan mencegah penularan
KONSELING
Pertanyaan yang dapat dipakai Apoteker (Three Prime Questions) untuk memberikan konseling kepada penderita TB , pada kunjungan pertama:
1. Bagaimana penjelasan Dokter tentang obat Anda?
2. Bagaimana penjelasan Dokter tentang harapan setelah minum obat ini?
Perlu dipastikan agar penderita tahu :
· Bahwa pengobatan penyakit TB membutuhkan waktu lama (6-12 bulan)
· Bila patuh minum obat, dalam 2-4 minggu penderita akan merasa nyaman, tetapi obat masih harus diteruskan sampai Dokter menghentikannya.
· Bahaya bila tidak patuh yaitu resisten
· Akibat dari resistensi kuman
· Efek samping yang mungkin akan dialami serta tindakan yang perlu diambil jika mengalaminya
3. Bagaimana penjelasan dokter tentang cara minum obat ini?
Perlu dicek apakah dokter memberikan informasi berikut ini :
- INH, rifampisin sebaiknya diminum pada saat perut kosong (1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan)
- Bila pencernaan terganggu (mual dsb) dapat diminum 2 jam sesudah makan.
- Ethambutol & pirazinamid sebaiknya diminum saat perut isi
- Bila perlu minum antasida, beri antara beberapa jam
- Bila lupa minum obat, minum sesegera mungkin, tetapi bila dekat waktu dosis berikutnya, kembali ke jadwal semula jangan didobel dosisnya.
PENYULUHAN
Penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit TB yang merupakan bagian dari promosi kesehatan yaitu rangkaian kegiatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan dapat hidup sehat dengan cara memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatannya.
Penyuluhan TB perlu dilakukan karena masalah TB banyak berkaitan dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat. Tujuan penyuluhan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta masyarakat dalam penanggulangan TB.
Penyuluhan TB dapat dilaksanakan dengan menyampaikan pesan penting secara langsung ataupun menggunakan media dalam bentuk: bahan cetak seperti leaflet, poster atau spanduk media massa, juga dapat berupa
- Media cetak seperti koran, majalah.
- Media elektronik seperti radio dan televisi.