Pada masa remaja, individu menghadapi tuntutan dan harapan, demikian juga bahaya dan godaan, yang tampaknya lebih banyak dan kompleks dibandingkan dengan individu pada generasi yang lalu. Kebanyakan individu merasa bahwa transisi dari masa anak ke masa dewasa sebagai masa perkembangan fisik, kognitif dan sosial yang memberikan tantangan, kesempatan dan pertumbuhan. Meskipun kebanyakan individu pada masa remaja mengalami transisi dari masa anak ke masa dewasa dengan lebih positif, namun banyak juga individu yang tidak cukup memperoleh kesempatan dan dukungan untuk menjadi dewasa yang kompeten. Dalam banyak hal, individu dihadapkan pada lingkungan yang tidak stabil, perceraian orang tua serta bertambahnya mobilitas tempat tinggal keluarga menyebabkan kurangnya stabilitas dalam kehidupan individu. Individu pada kelompok ini lebih mudah terlibat pada kegiatan-kegiatan yang negatif, seperti penyalahgunaan obat dan alkohol atau kenakalan. Banyak pula di antara individu pada kelompok ini yang mengalami ketidakstabilan emosi (Santrock, 2003).
Dalam menghadapi kemajuan jaman yang semakin pesat seperti sekarang ini, maka individu perlu dipersiapkan menjadi pribadi yang matang baik jasmani maupun rohaninya. Di dalam proses mencapai kematangan tersebut individu memerlukan bimbingan dari orang tua dan orang dewasa di lingkungan sekitar. Hal tersebut karena individu belum cukup memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah hidupnya. Mencapai suatu kematangan merupakan tugas perkembangan individu di masa remaja, salah satunya adalah mencapai kematangan emosional. Menurut Turner dan Helms (1995) kematangan mengarah pada tahapan untuk meningkatkan fisik dan psikis menjadi lebih baik. Individu yang matang memiliki perkembangan sistem nilai yang baik, konsep diri yang tepat dan memiliki perilaku emosional yang stabil.
Tes kematangan mental anda untuk mempersiapkan masa depan anda menjadi pribadi yang matang dan punya emosi yang stabil di bawah ini: